Rabu, 20 Mei 2009

Masalah Mengatur Keuangan Keluarga

Pertanyaan( tgl 15 Mei 2009) :

Selamat siang pak
Saya seorang ibu Bekerja di Perusahaan swasta dan suami saya juga pekerja di Instansi pemerintah (statusnya hanya magang)
Saya ingin bertanya seputar masalah keuangan keluarga karena sy menyadari sy bekerja di bagian keuangan tapi sulit sekali
untuk mengatur keuangan Keluarga sendiri.
Kondisi keuangan saya saat ini adalah besar pasak dari pada tiang dan dikarenakan juga suami saya menerima penghasilan harian
tidak bulanan.
Pertanyan saya adalah :
1. Bagaimana caranya saya mengatur keuangan yg kondisinya saat ini besar pasak dr pada tiang?
2. Dan bagaimana cara mengatur penghasilan suami yg harian karena saya sulit sekali untuk mengaturnya?
3. Bagaimana kalau sy menutup hutang sy dengan meminjam di Bank lain yg bunganya lebih kecil (flat) dan konsekwensinya
di bank terebut kt dapat melunasi hutang dengan tanpa perlu membayar bunga.

Mohon pencerahannya

Terimakasih. (Ibu W di Jakarta)

Perencana Keuangan Menjawab:

Terimakasih untuk pertanyaannya. Saya coba jawab sebagai berikut.

1. Mengenai masalah pengeluaran yang besar pasak dari pada tiang, saya udah membahasnya .Masalah keuangan keluarga ini memang kompleks dan kami sudah membahasnya dalam pembahasan di Artikel Masalah Perencanaan Keuangan Keluarga . Singkatnya anda harus pintar-pintar memaksimalkan sumber penghasilan anda dan meminimalkan pengeluaran anda dengan mengatur dan mengelola anggaran belanja keluarga dengan bijaksana demi tercapainya Tujuan atau Rencana Keluarga anda. Silahkan klik link diatas untuk membaca detil pembahasannya.

2. Memang terus terang kalo harian itu memang lebih sulit dibanding gaji bulanan, tapi perlu disadari bahwa gaji harian misalkan 25 hari x Rp. 40.000/hari itu sama dengan Rp. 1 juta sebulan. yah cobalah berpatokan dari hasil estimasi gaji bulanan tersebut sehingga memudahkan untuk melakukan penghitungan distribusi pengeluarannya. Saya tahu kesulitannya adalah pada waktu uang itu dibutuhkan ternyata uangnya belum terkumpul karena gajinya harian yang mungkin dibayarnya tiap minggu, kalo tiap bulan yah tentu tak akan bermasalah. Jadi begini Ibu harus berprinsip uang harian yang dikumpulkan di bulan lalu itu yang digunakan untuk distribusi pengeluaran di bulan berikutnya. Jadi bukan penghasilan dari bulan berjalan yang dibagi-bagi untuk pengeluaran di bulan berjalan...itu akan lebih sulit. Coba Ibu bicara ke Suami minta ke instansi untuk ditingkatkan jadi karyawan tetap sehingga juga ada tambahan allowances untuk suami Ibu seperti uang transport, uang kesehatan, jamsostek dsbnya.

3. Ibu hati-hati dengan bunga Flat karena bunga flat yang kelihatannya kecil tapi sebenarnya kalo dihitung efektif bisa 2 kali lipatnya. Saya tidak tahu Ibu melakukan pinjaman untuk apa, tapi pada dasarnya melakukan refinance melalui bank dengan suku bunga yang lebih rendah adalah sah-sah aja karena ada incremental benefitnya/keuntungannya untuk Ibu. Tapi harus dibandingkan apple to apple jadi kalo bunga efektif dibanding juga dengan bunga efektif dan juga jangka waktu yang sama supaya tidak salah analisa. Yah syukur juga kalo kita bisa melakukan pelunasan lebih awal tanpa dikenakan penalty. Masing-masing Bank memiliki kebijakannya masing-masing yang jelas tidak ada Bank yang mau rugi. Bagaimanapun berhati-hatilah dalam berhutang kalo tidak perlu. Setiap hutang itu harus jelas untuk apa , berapa bunganya, jangka waktunya dan cara pengembaliannya. Jangan berhutang untuk tujuan yang konsumtif yah Bu.

Selamat untuk Ibu. Sukses Selalu....Ibu pasti bisa melakukannya.

Minggu, 17 Mei 2009

Perencana Keuangan | Masalah Investasi Properti

Pertanyaan : (Tgl 17 Mei 2009)
Saya ibu rumah tagga mau tanya. Bagaimana cara berinvestasi properti/rumah kos-kosan. Anak saya yang akan menjalankan. Sekarang dia tinggal di jkt.sudah 10bulan untuk mencari peluang di bisnis ini. Anak saya tamat sekolah tinggi perbankan di padang dengan gelar s1 Ekonomi. Dia pernah ikut seminar purdi echandra. Dia mencari pak Purdi ngak ketemu. Sambil menunggu peluang anak saya belajar beli saham di salah satu sekuritas di Jakarta. Lantaran saham investasi beresiko tinggi takut juga bermain di sini. Saya mau tanya dimana belajarnya properti ini sekian trimakasih. (Ibu Ri, Ibu Rumah Tangga)


Perencana Keuangan Menjawab:
Ibu yang baik, saya senang mendengar berita dari Ibu dimana Ibu sebagai Ibu Rumah Tangga tetap optimis dan selalu mencari alternatif bidang usaha yang bisa memberikan penghasilan yang baik untuk keluarga. Mengenai pertanyaan Ibu soal investasi di properti khusus kos-kosan ini belajarnya di mana. Menurut saya pertama-tama, anak ibu dapat membeli buku-buku seputar investasi properti yang ada di toko-toko buku seperti Gramedia dsb sehingga mulai mengerti gambaran dan strategi yang harus dijalankan dalam melakukan investasi properti, bila memang ingin mendalami lebih jauh lagi seputar masalah properti dapat juga belajar di
Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) yang dikelola oleh Bp. Panangian Simanungkalit, atau dapat mengikuti Seminar-seminar seputar Investasi Properti yang ada, yang salah satu dibawakan oleh Bp. Tung Desem Waringin.

Kalo menurut saya, yang terpenting adalah melakukan riset terlebih dahulu daerah mana saja yang cocok untuk investasi kos-kosan , tentunya daerah yang bagus adalah yang dekat perkantoran, seperti di daerah karet atau belakang Mal Ambasador, daerah Tebet, daerah dekat Kuningan Rasuna Said, atau dekat Sudirman dan Thamrin. Sedangkan yang dekat Universitas yang seperti di daerah Grogol, Palmerah, Depok dekat UI dan Gunadarma, dsb. Dimana di daerah tersebut permintaan akan kos-kosan cukup tinggi. Anda dapat melakukan riset untuk masalah lokasi ini. Lalu mulai mencari listing kos-kosan yang mau dijual yang berada di daerah yang anda targetkan. Begitu dapat data, mulai lakukan analisa berapa harga wajar properti tersebut, berapa penghasilan dari properti kos-kosan tersebut sekarang, apa masih bisa ditingkatkan penghasilannya lalu berapa tambahan biaya yang diperlukan supaya penghasilan dapat meningkat, bagaimana sumber pendanaannya, apakah investasi ini menarik atau tidak? Strategi anda adalah memperoleh properti kos-kosan yang harganya undervalue atau setidaknya masih berada dalam batasan fair value, sudah terisi penuh sebisa mungkin, bisa menggunakan dana bank yang bisa mengurangi penggunaan 100% dana sendiri misalnya 70% dana bank, penghasilan dari kos-kosan sudah mampu membayar cicilan bank bulanan anda dan lebih bagus lagi masih ada lebihnya sehingga sungguh investasi ini memiliki economic value added yang bagus. Jadi kalo anda punya uang Rp. 1 Milyar mau beli properti, maka strateginya adalah berusaha mendapatkan properti kos-kosan yang bisa memberikan penghasilan di atas bunga deposito apabila uang Rp. 1 Milyar itu hanya ditaruh di bank saja. Kalo mau penghasilan lebih maksimal lagi dan capital gain yang juga lebih maksimal bisa juga dengan melakukan leveraging dengan menggunakan dana pihak ketiga umumnya Bank melalui KPR. Tapi ingat jangan salah memilih properti , karena anda harus yakin bahwa pada saat anda membeli properti itu anda sudah untung. Itulah Good Asset atau aset yang baik yang akan memberikan anda uang , apabila aset sudah bisa bekerja sendiri untuk Ibu, itulah yang disebut Financial Freedom. Saya pernah bertemu seorang pensiun karyawan swasta yang sudah punya kos-kosan 3 unit di daerah Grogol dengan total kamar seluruhnya sekitar 50 unit. Yah rumayan lah kalo saja 1 kamar kos rata-rata Rp. 700 ribu yah total penghasilan kotornya Rp. 35 juta perbulan.....asyik. Sekali lagi jangan salah beli properti kos-kosan yah Bu....lebih baik beli yang udah jalan dan terisi....kalo masih kurang yakin. Selamat Mencoba.

Perencana Keuangan|Masalah Keuangan Keluarga :Penghasilan VS Pengeluaran

Pertanyaan: (Tgl. 15 Mei 2009)
Saya cukup tertarik dengan topik yang satu ini,”Penghasilan VS Pengeluaran” karena menurut saya ini juga menupakan kunci perekonomian keluarga yang sukse Dan saya pribadi merasa sangat ingin sekali bisa mengatur keuangan keluarga dengan menyeimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran sehari hari.apakah anda bisa bantu bagaimana sih caranya mengatur keuangan agar tidak berat sebelah alias boros,mengingat sampai sekarang saya tidak punya tabungan karena megingat gaji pas2an sementara kebutuhan hidup cukup tinggi.Thank’s 4 all. (Bp. DI di Kalimantan)

Perencana Keuangan Menjawab:
Masalah keuangan keluarga ini memang kompleks dan kami sudah membahasnya dalam pembahasan di Artikel Masalah Perencanaan Keuangan Keluarga . Singkatnya anda harus pintar-pintar memaksimalkan sumber penghasilan anda dan meminimalkan pengeluaran anda dengan mengatur dan mengelola anggaran belanja keluarga dengan bijaksana demi tercapainya Tujuan atau Rencana Keluarga anda.